Rabu, 11 Februari 2015

UNTUK YANG KEDUA


TANPA NAMA

Terdiam ia di atas sebuah titik
Bersama awan yang menatap kelabu
Kemudian rintik hujan turun
Hingga ia mulai tersenyum
Menengadahkan tangan ia
Menyentuh rintik yang kian deras
Yang akan hilang saat di genggam
Hingga ia mulai bersorak
Tak berteduh ia
Bergelut dengan dingin
Yang mampu buatnya menggigil
Namun ia mulai berjingkrak
Disana ia gembira
Karena disana ia berbeda
Tak satupun mengenalnya
Di sana ia tanpa nama
5-01-13

JIKA

Jika aku mulai mengetuk pintu masa lalu
Jika ada suara yang mengiringi terbukanya
Jika mulai menyeruak pelan wangi semerbak
Jika ada bunga- bunga bergerak pelan ditera angin
Jika langin terhampar tanpa cela
Jika burung berkicau dalam melodi semesta
Jika terpancar sau cahaya yang menari abadi
Kalau memang ada jika
06-01-13


INGATAN PEMUDA

Disalah satu sudut perempatan ini aku terdiam
Merasakan sekawanan angin yang bimbang
Diantara sejumput malam ini matahari menyudut pagi
Menunggu sebuah kehormatan dalam sepi
Aku berdiri di perempatan yang sunyi
Sesekali aku dapat melihat motor dengan kenalpot yang reot
Digas dengan kencangnya dengan suara memekik diujung ajal
Sesekali pula seorang pedagang renta sedang menggenjot sepeda
Jalannya pelan sudah tak punya tenaga
Aku dapat melihat semua
Cerita dan retorika ini nyata
Namun aku sadar bahwa aku buta
Tak dapat meihat takdir yangselalu menjadi tanda tanya
07-01-13

SUJUDKU

Terpekur aku dalam renung yang bisu
Aku berpikir cinta yang lama ini mulai membeku
Dengan sang pencipa aku bercinta
Untuk setiap cerita yang hadir dalam segala do’a
Malam ini aku merapal ayatan rindu dengan akas
Malam ini aku mengagungkan denting napas
Malam ini aku menjamah kalbu yang terlampau awam
Malam ini termalah sujudku dalam sela cahaya
O6-1-13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar